Hs Code : pengertian, maksud dan tujuannya

HS Code atau Harmonized system code adalah sistem kode standar yang digunakan secara global untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan barang-barang perdagangan yang diekspor dan diimpor. Sistem HS code telah diterapkan oleh lebih dari 200 negara. Sistem ini memudahkan negara untuk mengolongkan jenis barang dalam sebuah sistem yang sama sehingga memudahkan negara untuk memastikan bahwa produk yang masuk atau keluar negara termasuk golongan mana? dikenakan bea masuk dengan tarif berapa? , sehingga semua sesuai dan mempermudah pengolahan dokumen kepabeanan.

Tujuan HS Code

HS Code memiliki tingkat klasifikasi yang lebih rinci dibandingkan sistem kode lain dan membantu pemerintah memantau dan mengendalikan perdagangan internasional. Penerapannya menjamin bahwa identifikasi barang yang dikirimkan dari negara A akan dimengerti oleh negara B melalui kombinasi code 8 digit angka. Penggolongan barang melalui dengan kode hscode juga menentukan tingkat tarif bea masuk yang berlaku untuk setiap produk dan membantu menghindari diskriminasi perdagangan.

Penerapan HS Code sangat penting bagi perusahaan yang melakukan perdagangan internasional. Salah mengklasifikasikan produk dapat menyebabkan masalah handling barang, masalah kepabeanan dan pengenaan bea masuk yang salah. Deklarasi nomer code dilakukan oleh penjual barang / exportir yang kemudian diverifikasi oleh bea cukai. Exportir dapat bekerja sama dengan pihak pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) atau berkonsultasi dengan bea cukai untuk memastikan bahwa produk mereka expor telah sesuai dengan nomer HS Code nya.

Pelatihan ahli kepabeanan menentukan hs code

Bagi para perusahaan yang sering melakukan aktifitas export impor maka dapat mencari staf yang mempunyai keahlian kepabeanan atau perusahaan dapat menugaskan karyawan divisi expor import untuk mengikuti pelatihan ahli kepabeanan. Salah satu skill dari pelatihan ahli kepabeanan ialah kecakapan untuk dapat memahami system code dan proses pengklasifikasian produk.

LPP Apreisindo membuka kelas baru setiap 3 bulan tiap tahun untuk pelatihan ahli kepabeanan PPJK yang dapat diikuti oleh calon siswa tanpa pengetahuan apapun di bidang ekspor impor. Kelas tersedia dalam format kelas online via zoom meeting maupun kelas offline.

Pengajar merupakan guru guru yang berkompeten dibidang kepabeanan dengan pengalaman telah berada di dunia kepabeanan lebih dari 35 tahun.

Segera hubungi kontak LPP Apreisindo untuk informasi lebih jauh mengenai pelatihan kepabeanan PPJK dari LPP Apreisindo.

Arti angka dalam HS Code

Dalam HS Code mengklasifikasi barang dalam beberapa kategori, pos dan sub pos barang. Urutan 2 digit awal dari hscode mejelaskan kategori barang, 4 digit awal menjelaskan pos barang, sedangkan 6 digit awal menjelaskan sub pos barang.

Sebagai contoh, untuk hs code 09. 01. 11 :

  • Digit 09, kategori untuk barang : kopi, teh, mate dan rempah rempah
  • Digit 01, kategori pos barang untuk : kopi, digongseng atau dihilangkan kafeinnya maupun tidak, sekam dan kulit kopi, pengganti kopi mengandung kopi dengan perbandingan berapapun.
  • Digit 11, kategori sub pos barang untuk : kopi, tidak digongeseng, tidak dihilangkan kafeinnya

HS Code tidak boleh salah

Menentukan nomer kode hs yang benar adalah bagian penting dari proses impor dan ekspor. Hal ini memastikan bahwa produk yang diekspor atau diimpor memenuhi persyaratan kepabeanan yang berlaku dan dikenakan bea masuk yang sesuai. Penetapan nomer hs yang salah menyebabkan klasifikasi barang menjadi salah, sehingga handle barang, dokumen kepabeanan dan tarif juga salah. Perusahaan yang melakukan perdagangan internasional harus memahami kode hs dan dapat bekerja sama dengan para ahli kepabeanan PPJK untuk memastikan bahwa produk mereka diklasifikasikan dengan benar.